Selasa, 16 September 2008

Beautiful Simplicity

Hidup ini tidak boleh sederhana. Hidup ini harus hebat, kuat, luas, besar dan bermanfaat. Yang sederhana itu adalah sikapnya.
Sederhanalah, tetapi pastikan bahwa dampak Anda tidak sederhana। Tidak ada apa pun yang bisa disebut hebat, bila tidak hebat dampaknya। Mohon Anda ingat bahwa di puncak semua kesempurnaan, terletak sebuah kesederhanaan। Beliau Yang Maha Sempurna itu sangat sederhana cara-cara-Nya, tetapi tidak sederhana dampaknya.( MT- Beautiful Simplicity )

Kamis, 11 September 2008

Playing Tennis Against The Wall

yang menarik dengan upaya seseorang yang bermain tennis dengan dinding.

1. Anda harus 'serve' untuk memulai
Kata serve itu juga berarti melayani. Itu sebabnya, untuk memulai sebuah permainan yang baik dalam karir ini, kita harus melayani. Awal dari hubungan baik dengan siapa pun harus dimulai dengan niat melayani.

2. Menyesuaikan kekuatan pukulan dengan kemampuan mengembalikan
Kita tidak bisa menjanjikan pelayanan yang berada di luar kemampuan pribadi dan organisasi kita untuk memenuhinya. Itu sebabnya kita harus membangun kemampuan melayani yang lebih besar, untuk bisa berperan lebih besar di lingkungan yang kita layani.

3. Belajar dari bagaimana dinding mengembalikan pukulan
Pendapat mengenai kualitas kita, ada pada mereka yang melihat. Kita tidak bisa menuntut bahwa kita pandai, bila orang lain tidak melihat kita bersikap dan berlaku pandai.

Sehingga, mempelajari bagaimana pelanggan bereaksi terhadap pelayanan kita, adalah cara terbaik untuk meningkatkan keefektifan pelayanan pribadi dan organisasi kita.

4. Bila Anda berikan tipuan, dia akan juga menipu Anda
Karir, bisnis dan kehidupan bersifat "inert". Dia menjadi seperti apa kita memperlakukannya. Semakin jujur kita berlaku dalam karir, bisnis dan hidup; semakin dinding itu berlaku fair kepada kita. Semakin kita bermuslihat dengan-nya, semakin banyak kegentingan yang dikagetkannya kepada kita.

Dan dia menjadikan kita seperti kita memperlakukan diri kita sendiri. Semakin sungguh-sungguh kita memaksa diri ini untuk bekerja keras untuk kebaikan, akan semakin baik kehidupan ini berlaku kepada kita.

5. Dinding yang seimbang akan berdiri tegak
Dan tidak ada seorang-pun yang bisa berdiri tegak untuk masa yang panjang; bila dia tidak menyeimbangkan pekerjaan-nya, dengan rekreasi-nya, dan dengan istirahat-nya.

6. Dinding akan memainkan permainan apa pun yang Anda pilih.
Maka pilihlah permainan yang baik

Bila Anda memilih permainan kecil, hidup akan juga memainkan karir dan bisnis kecil bagi Anda. Bila Anda memilih permainan besar dan yang besar kegunaannya bagi banyak orang, hidup ini akan juga memilihkan karir dan kehidupan yang besar bagi Anda.

7. Semakin baik Anda bermain, semakin baik perspektif Anda
Orang yang belum ahli, akan bermain dekat-dekat dengan dinding. Setelah Anda menjadi lebih ahli, Anda bisa memukul dan menerima bola dari jarak yang lebih jauh dari dinding.

Karena jarak itu-lah, Anda bisa melihat dan memperhatikan banyak hal. Dan pandangan yang lebih luas itu-lah yang membuat Anda lebih bijak.

(MT - Playing Tennis Against The Wall)

चिंता Sejati

Mampukah Kita Mencintai Istri atau Suami Kita Tanpa Syarat?
Ini cerita nyata, beliau adalah Bapak Eko Pratomo, Direktur Fortis Asset Management
yang sangat terkenal di kalangan Pasar Modal dan Investment,
beliau juga sangat sukses dalam memajukan industri Reksadana di Indonesia.
Apa yang diutarakan beliau adalah sangat benar sekali. Silakan baca dan dihayati.
*Mampukah Kita Mencintai Tanpa Syarat*
Sebuah perenungan buat para suami, istri dan calon istri.
Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yang sudah senja, Pak Suyatno 58 tahun,
kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit dan sudah tua. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun.

Mereka dikarunia 4 orang anak. Disinilah awal cobaan menerpa,
setelah istrinya melahirkan anak ke empat tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan.
Itu terjadi selama 2 tahun. Menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang.
Dan lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari Pak Suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur.
Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya di depan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.
Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum.

Untunglah tempat usaha Pak Suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya
sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang.
Sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi
sambil menceritakan apa-apa saja yang dia alami seharian.
Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi,
Pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.
Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya
bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka, sekarang anak-anak mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari, ke empat anak Suyatno berkumpul di rumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya.
Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing-masing
dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yang merawat, yang dia inginkan hanya satu , semua anaknya berhasil.
Dengan kalimat yg cukup hati-hati, anak yang sulung berkata "Pak, kami ingin sekali merawat Ibu semenjak kami kecil
melihat Bapak merawat Ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir Bapak. Bahkan Bapak tidak izinkan kami menjaga Ibu".
Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata-katanya. ,"Sudah yg keempat kalinya kami mengizinkan Bapak menikah lagi,
kami rasa Ibupun akan mengijinkannya, kapan Bapak menikmati masa tua Bapak dengan berkorban seperti ini kami sudahtidak tega melihat Bapak, kami janji kami akan merawat Ibu sebaik-baik secara bergantian .

Pak Suyatno menjawab hal yang sama sekali tidak diduga anak-anak mereka.
"Anak-anakku, jikalau perkawinan dan hidup di dunia ini hanya untuk nafsu,
mungkin Bapak akan menikah, tapi ketahuilah dengan adanya Ibu kalian di sampingku itu sudah lebih dari cukup,
dia telah melahirkan kalian". Sejenak kerongkongannya tersekat.
"Kalian yang selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargai dengan apapun.
Coba kalian tanya Ibumu apakah dia menginginkan keadaannya seperti ini?
Kalian menginginkan Bapak bahagia, apakah batin Bapak bisa bahagia meninggalkan Ibumu dengan keadaanya sekarang,
kalian menginginkan Bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan Ibumu yg masih sakit."
Sejenak meledaklah tangis anak-anak Pak Suyatno merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh di pelupuk mata Ibu Suyatno.
Dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.

Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber
dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun
merawat sendiri Istrinya yang sudah tidak bisa apa-apa. Di saat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio.
Kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru.
Disitulah Pak Suyatno bercerita. "Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya,
tetapi tidak mau memberi (memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian) adalah kesia-siaan.
Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya mencintai saya dengan hati dan batinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yang lucu-lucu। Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapatmemegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit"
(म्त्स्क)

Poetry in Motion & Have I Told You Lately That I Love You)

Sudahkah aku katakan kepadamu akhir-akhir ini aku mencintaimu ?Sudahkah aku katakan kepadamu bahwa tidak ada seorang pun yang melebihimu ?Kau isi hatiku dengan kegembiraan। Kau hapus kesedihanku। Kau mudahkan kesulitan-kesulitan ku,॥itulah yang kau lakukan untuk ku।Lalu,Saat aku melihatmu... , yang kulihat adalah sebuah puisi indah yang bergerakyang ... ohh ... membuat mataku benci berkedip.Kau puisi yang melenggang di sisi ku. Nafasku terhentak hampa dari dadaku oleh gemulai lambaian tubuhmu.Tidak ada ombak di laut yang bisa mendekati keindahan dari alunan aroma kesurgaan yang terhantarkan dari kilauan ombak-ombak bayangan tubuhmu.Tidak ada apa pun yang bisa aku minta dari mu. Kau ..., puisi yang melenggangkan keindahan ini, kau ... terlalu indah untuk kutata ulang.(Mario Teguh - Poetry in Motion & Have I Told You Lately That I Love You)